10 Kasus Salah Tangkap Yang Dilakukan Polisi
Kita tahu bahwa orang yang melakukan tindakan kejahatan harus diberikan hukuman. Itupun jika polisi sanggup menangkap pelaku dan hakim dapat mengadili dengan adil. Namun, apa yang terjadi apabila orang yang ditangkap ternyata adalah orang yang tak bersalah? Sialnya, sudah ditangkap, harus dijatuhi hukuman atas tindakan yang tidak pernah ia lakukan. Stres, kacau, kecewa, sedih, dan kesal adalah hal yang pasti dialami oleh orang tersebut. Nyatanya, ada beberapa kasus dimana polisi salah tangkap orang dan orang tersebut terpaksa menjalani hukuman yang dijatuhi oleh pengadilan. Berikut adalah 10 kasus salah tangkap yang sangat menghebohkan dunia.
10. Darryl Hunt
Entah apa yang dilakukan polisi dan diputuskan oleh hakim pengadilan. Seharusnya, bila tidak ditemukan satupun bukti yang dapat membuktikan seseorang bersalah, seharusnya orang tersebut tidak bisa dijatuhi hukuman. Namun apa boleh buat, itulah nasib yang harus diterima dan dijalani oleh Daryl Hunt.
Daryl Hunt dituduh sebagai pelaku pemerkosa perempuan berumur 25 tahun bernama Deborah Sykes. Kala itu, umur Daryl Hunt hanyalah 19 tahun. Hunt lalu dijatuhi hukuman 19 tahun penjara mulai tahun 1984. Berkat tes DNA, akhirnya terbukti bahwa Hunt tidak bersalah. Ia pun dilepaskan dari penjara. Setelahnya, Hunt membantu mereka yang mengalami masalah sama dengannya. Hunt tidak ingin ada orang lain yang harus dipenjara atas perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan.
9. Dewey Bozella
Hukuman bagi seorang yang menghabisi nyawa orang adalah penjara, tidak bisa dihindari lagi. Tapi, apa yang terjadi apabila seseorang harus dihukum penjara atas kasus pembunuhan yang tidak pernah dilakukan? Dewey Bozella, seorang mantan petinju amatir, terpaksa harus mendekam di penjara akibat dituduh sebagai pembunuh.
Bozella diituduh sebagai orang yang dengan kejam menghabisi nyawa seorang wanita tua di tahun 1983. Hakim lalu menjatuhi hukum 26 tahun penjara atas perbuatan yang tak pernah ia lakukan. Beruntung pengacaranya dapat membuktikan bahwa semua tuduhan yang diarahkan ke kliennya adalah palsu. Ada orang yang sengaja menuduh Bozella. Akhirnya, tahun 2009, Bozella dibebaskan.
8. Hawley Harvey Crippen
Di tahun 1910, seorang dokter asal Inggris yaitu Hawley Harvey Crippen, dianggap sebagai pelaku pembuhan Cora Turner yang nyatanya adalah istrinya sendiri. Crippen diduga membunuh istrinya dengan racun lalu melarutkan mayatnya dengan cairan asam. Crippen pun dijatuhi hukuman gantung dikarenakan dia diketahui membeli racun yang diduga racun yang digunakan untuk membunuh istrinya.
Di tahun 2007, melalui penyelidikan lebih dalam, diketahui bahwa mayat bagian atas yang ditemukan di bawah lantai basementnya bukanlah Cora Turner, melainkan seorang pria. Tuduhan Crippen telah membunuh istrinya sendiri akhirnya terbukti salah. Tapi, atas penemuan mayat pria tersebut, Crippen masih tak lepas dari dugaan pembunuh. Tapi, lagi-lagi bukti pembunuhan Crippen atas pria tersebut juga tak ada.
7. Damon Thibodeaux
Diduga sebagai pelaku pembunuhan dan perkosaan saudara sepupunya sendiri yang berumur 14 tahun, Damon Thibodeaux dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan. Thibodeaux menyerah dan terpaksa mengaku sebagai pelaku setelah dirinya menjalani interogasi berat selama 9 jam di kantor polisi.
Sebelum menjalani hukuman mati, Thibodeaux harus menghabiskan waktu 15 tahun di sel isolasi selama 23 jam sehari. Perlakuan itu dikatakan Thibodeaux mampu menghancurkan mental dan fisik siapapun. Melalu tes DNA, akhirnya ditemukan bukti bahwa Thibodeaux bukanlah pelaku pembunuhan dan perkosaan. Terdapat saksi mata juga yang mengatakan bahwa pembunuh sebenarnya bukanlah Thibodeaux. Thibodeaux terpaksa mengaku bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan karena dikira setelah mengaku, dirinya tidak akan dihukum mati, ternyata salah.
6. Kirk Bloodsworth
Di tahun 1984, ada sebuah kejadian pembunuhan sekaligus pemerkosaan yang menimpa seorang anak gadis berusia 9 tahun. Anak perempuan tersebut ditemukan tak bernyawa dengan bekas cekikan, perkosaan, dan luka akibat dihantam dengan batu. Dan orang yang diduga sebagai pelakunya adalah Kirk Bloodsworth.
Dari saksi mata yang dikumpulkan, tak ada yang menunjuk Bloodsworth sebagai pelakunya, tak ada juga bukti yang bisa memberatkannya. Meski begitu, ia tetap dinyatakan bersalah. Barulah Bloodsworth dinyatakan bebas setelah menjalani 9 tahun penjara. Ia dibebaskan karena dari hasil DNA, tak ditemukan bahwa dirinya yang membunuh dan memperkosa anak perempuan tersebut.
5. Dr. Sam Sheppard
Sungguh malang betul nasib yang dialami oleh Dokter Samuel Sheppard. Setelah kehilangan istrinya, dirinya malah dinyatakan bersalah karena diduga memukuli istrinya sampai meninggal dunia. Kejadian istrinya meninggal tersebut terjadi di rumahnya di Cleveland pada tahun 1954. Meski berkali-kali mengatakan bahwa bukan dirinya yang memukuli istrinya, polisi tak percaya padanya.
Atas dugaan pemukulan istrinya sampai kehilangan nyawa, Dokter Samuel Sheppard dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun. Di tahun 1966, ditemukan bukti bahwa memang benar bukan Sheppard yang melakukannya. Sheppard kemudian dibebaskan, tapi kasus yang menimpanya masih menjadi misteri hingga sekarang. Bahkan kisah yang dialami Sheppard ini dijadikan sebuah film dengan judul The Fugitive.
4. Alfred Dreyfus
Alfred Dreyfus merupakan seorang perwira artileri Perancis yang merupakan orang Yahudi. Pada tahun 1894, dirinya dituduh telah berkhianat. Pengkhianatannya ini langsung menjadi topik pembicaran yang panas di Perancis dan Eropa kala itu. Dreyfus diduga telah menjual rahasia militer Perancis ke Jerman.
Di jaman itu pula, orang berdarah Perancis-Yahudi tidak begitu dipercaya oleh banyak orang. Orang Perancis-Yahudi dianggap sebagai orang yang tak setia dan cenderung menjadi pengkhianat negara. Hal itu juga yang membuat Dreyfus semakin bersalah. Sempat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun dengan dukungan banyak orang yang menyatakan bahwa Dreyfus tak mungkin menjadi pengkhianat, serta munculnya pelaku sebenarnya, maka Dreyfus dibebaskan dari segala tuduhan.
3. Gerry Conlon
Biasanya, polisi akan menyiksa seorang tersangka untuk mengakui perbuatan kriminal yang telah mereka lakukan. Penyiksaan yang dilakukan bisa sangat brutal, bahkan bisa membuat orang yang sebenarnya bukan pelaku, mengaku menjadi pelaku. Itu dilakukan agar siksaan yang dilakukan terhadapnya bisa usai.
Itulah yang dilakukan oleh Gerry Conlon. Dirinya mengaku bahwa dirinya adalah pelakukan pengeboman Markas Tentara Irlandia di tahun 1974. Conlon melakukan pengakuan palsu agar siksaan yang dilakukan polisi terhadapnya bisa selesai. Setelah menjalani masa hukuman 12 tahun dari total 30 tahun masa hukuman, bukti atas penyiksaan yang dilakukan terhadap Conlon dipublikasikan, Conlon akhirnya dibebaskan.
2. Thomas Kennedy
Kehidupan rumah tangga yang dijalani oleh pria bernama Thomas Kennedy, tidaklah berakhir dengan baik. Pernikahannya harus berakhir dan anak perempuan satu-satunya malah menuduhnya telah memperkosanya. Hal ini membuat Thomas Kennedy harus meratapi nasibnya di balik jeruji besi selama 10 tahun.
Adalah Cassandra Kennedy, anak perempuan Thomas Kennedy yang membuat laporan palsu ke polisi bahwa dirinya telah diperkosa oleh ayahnya sendiri sebanyak 3 kali di tahun 2001. Mengarang cerita dan membawa alat bukti palsu, Cassandra melapor ke polisi dan berhasil memenjarakan ayahnya sendiri. Cassandra melakukan hal tersebut dikarenakan kecewa atas perceraian orang tuanya dan ayahnya yang pemabuk dan pengguna ganja. Setelah 10 tahun kemudian, ketika usia Cassandra menginjak 22 tahun, ia baru mengaku bahwa ia telah membuat laporan palsu. Thomas Kennedy kemudian dibebaskan dengan diberi uang ganti rugi sebesar 500.000 USD oleh pemerintah Washington.
1. Jean Calas
Orang yang menganut agama Kristen Protestan, di jaman dulu, di Perancis, menjadi salah satu simbol nyata tindakan intoleransi antar umat beragama. Dengan mayoritas agama masyarakat Perancis saat itu adalah Katolik, mereka yang penganut Kristen Protestan menjadi kaum minoritas. Dan, Jean Calas adalah salah satu penganut Kristen Protestan yang menjadi korban intolenransi beragama.
Ketika salah satu anak Jean Calas ganti agama ke Katolik, salah satu anaknya yang lain kemudian meninggal. Pihak berwenang menduga bahwa Calas tidak senang dan membunuh anak-anaknya karena takut akan mengikuti jejak kakaknya yang berganti agama. Meski semua bukti mengatakan bahwa anaknya meninggal karena bunuh diri, Calas tetap dinyatakan bersalah dan harus dihukum mati dengan diikat dan ditarik di sebuah roda. Calas kemudian dibebaskan dengan bantuan Voltaire yang merupakan seorang penulis asal Perancis. Voltaire mampu meyakinkan Raja Louis XV dan memberikan pengampunan pada Calas dan seluruh keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar